Sinopsis & Review Film Kapan Pindah Rumah? Film Drama Keluarga Indonesia

Sinopsis Kapan Pindah Rumah
Kapan Pindah Rumah

Kapan Pindah Rumah merupakan film drama Indonesia pada tahun 2021 yang disutradarai oleh Herwin Novianto yang dirilis perdana melalui KlikFilm pada 17 Desember 2021.

Cerita film Kapan Pindah Rumah di adaptasi dari Novel karya Annisa Diandra Putri yang merupakan seorang pemenang dari Falcon Script Hunt 2020.

Berikut adalah profil, sinopsis serta review Film Kapan Pindah Rumah, film drama keluarga yang sedang tayang di Netflix.

Profil Film Kapan Pindah Rumah
Sutradara Herwin Novianto
Produser Agung Haryanto
Ditulis Oleh Lottati Mulyani
Skenario Lottati Mulyani
Berdasarkan Kapan Pindah Rumah oleh Annisa Diandari Putri
Pemeran Cut Mini Theo sebagai Arum
Clara Berdadeth sebagai Lulu
Mahalini Raharja sebagai Kanaya
Indro Warkop sebagai Gusti
Ario Gumilang sebagai Damar
Rezca Syam sebagai Cakra
Abun Sungkar sebagai Harsa
Yassi Clara sebagai Tami
Sinematografer Gunung Nusa Pelita
Penyunting Adhi Prasetyo
Perusahaan Produksi KlikFilm Productions
Distributor Klik Film
Tanggal Rilis 17 Desember 2021
Negara Indonesia
Bahasa Indonesia
Durasi 82 Menit

Sinopsis Film Kapan Pindah Rumah

Kepindahan anak sulungnya Cakra (Ario Gumilang) dan keinginan Lulu (Clara Bernadeth) untuk membeli rumah membuat ibu Arum sedih. Kepanikan keluarga terjadi setelah ibu Arum terjatuh, yang kemudian menimbulkan konflik antara Lulu dan ibu Arum. Sedangkan Kanaya (Mahalini Raharja), anak bungsunya mencoba menjodohkan ibunya dengan tetangga mereka, Gusti (Indro Warkop).

Review Film Kapan Pindah Rumah

Film Kapan Pindah Rumah bercerita tentang kisah seorang Ibu yang merasa kesepian setelah di tinggalkan oleh suaminya. Meskipun anak-anaknya sudah menikah, ia tidak mengijinkan anak-anaknya untuk pindah rumah, hanya boleh tinggal bersamanya agar suasana rumah selalu ramai.

Sampai akhirnya Cakra, anak pertamanya memutuskan untuk pindah tugaskan ke Bandung dan meminta ijin kepada sang Ibu untuk pindah rumah. Dan tanpa persetujuan sang Ibu, Cakra tetap tegas membawa anak dan istrinya ikut pindah ke Bandung dan membangun rumah tangganya.

Mendengar antusias dari sang kakak ipar yang bahagia dengan rumah barunya, membuat Lulu menjadi ambis untuk memiliki rumah baru juga, namun ia memutuskan untuk membeli rumah baru secara diam-diam tanpa sepengetahuan sang ibu.

Tetap saja, akhirnya ibu mengetahui bahwa Lulu telah membeli rumah lewat faktur yang jatuh ke lantai.

Emosinya semakin menyulut situasi rumah semakin mencekam. Kehadiran Kanaya cukup membantu seisi rumah menjadi lebih baik.

Sebab Kanaya dengan Harsa memiliki ide untuk menjodohkan Ibunya kepada Gusti. Kedekatan tersebut akhirnya terjalin baik dan sesuai dengan keinginan mereka.

Pandangan ibu pun ikut berubah semenjak bertemu dengan Gusti, secara perlahan ibu menerima bahwa setiap anak memiliki hak dan kehidupannya masing-masing dan membiarkan anaknya memiliki rumah sendiri.

Namun sayangnya, sosok suami dari Ibu tetap tidak tergantikan sehingga Ibu memutuskan untuk tetap berteman dengan Gusti.

Di film ini saya mengambil dua kesimpulan, yang pertama mengenai orang tua, kita semakin dewasa, memiliki kehidupan sendiri, tapi di sisi lain ada orang tua yang merasa sendiri, ia merasa jika penghuni rumah yang sebelumnya selalu ramai, penuh cerita, dan belum siap jika harus tinggal sendiri.

Pandangan saya sebagai anak menanggapi solusi nya adalah sesibuk apapun kita tetap selalu mengajak orang tua termasuk ibu untuk bercerita, meski dari kejauhan, seorang ibu selalu menanti kabar anaknya.

Semakin tua orang tua maka akan merasa kesepian dan butuh teman cerita, dan inilah yang banyak belum disadari kita sebagai orang anak. Film ini benar-benar jadi reminder banget sih buat kita.

Dan kesimpulan kedua adalah setiap anak berhak egois untuk hak nya untuk membuat cerita baru di hidupnya.

Pas saya menuliskan ini, saya jadi teringat dengan buku Melangkah karya J.S Khairen dimana dalam buku itu ada seorang anak yang mencoba untuk menentang keluarganya demi kehidupan selanjutnya. Sampai akhirnya pikiran dari orang tua mereka terbuka mengenai bahwa anak juga berhak menjalani hidup.

Gak salah kalau film ini dikatakan dekat dengan kehidupan sehari-hari karena film ini bercerita mengenai keluarga. Buat nangis iya, emosi iya, kita bisa banget ambil pelajaran baik dalam film ini.

Kita dapat mengambil sisi sudut pandang kita, karena bisa saja sudut pandang kita akan berbeda menonton film ini.

Konflik Keluarga yang Relate

Konflik sama keluarga pasti tentu saja ada ya, apalagi sama orang tua termasuk ibu, pasti bakal sesering itu. Sepertinya hampir sering nih, hayooo siapa?

Jadi film Kapan Pindah Rumah terdapat beberapa konflik yang mungkin saja relate di beberapa keluarga, mulai dari kakak beradik, ada yang berantem, ada yang saling support, begitupun dengan orang tua.

Tapi, karena di film ini si bapak sudah tidak ada, mau tidak mau Ibu lah yang menjadi korbannya.

Alur Cerita yang Dekat dengan Kehidupan

Bagi sebagian orang, alur cerita di film ini begitu dekat dengan kehidupan. Karena berada di keluarga yang masih mengikuti tradisi yang diturunkan secara turun temurun.

Bisa dikatakan bahwa sebenarnya sudah beda generasi, tapi diharuskan untuk mengikuti tradisi yang ada.

Posting Komentar untuk "Sinopsis & Review Film Kapan Pindah Rumah? Film Drama Keluarga Indonesia"