Sinopsis dan Review Film Noktah Merah Perkawinan, Yakin Siap Nikah?

Sinopsis dan review Film Noktah Merah Perkawinan 2022
Film Noktah Merah Perkawinan 2022

Noktah Merah Perkawinan merupakan film melodrama roman Indonesia pada tahun 2022 yang disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie. 

Film ini sempat menghebohkan warganet dan masyarakat Indonesia, pasalnya sebuah film yang bercerita mengenai konflik yang terjadi di dalam rumah tangga.

Itupun membuat saya ragu apakah film ini cocok saya tonton atau tidak, sanpai akhirnya yang membuat saya tertarik adalah "Bagi yang belum MENIKAH, jangan nonton ini deh, bakal jadi maju mundur". Kurang lebih kalimat seperti itu banyak sekali berseliweran di media sosial tiktok dan juga twitter. Sehingga memberanikan saya untuk menonton film ini.

Tentu saja, artikel ini sudah saya tulis pada tahun 2022 lalu, tepat usia saya masih 24 tahun dan belum menikah. Karena kesibukan yang lain, akhirnya tulisan ini di upload juga. Maka dari itu, silakan lanjutkan membaca artikel ini sampai akhir, agar kalian semakin tertarik untuk melihat film ini.

Btw, film Noktah Merah Perkawinan tersedia di Netflix, jika kamu tertarik menontonnya, bisa banget nonton di aplikasi tersebut. Dan berikut adalah profil dan sinopsis Noktah Merah Perkawinan.

Profil Film Noktah Merah Perkawinan
Sutradara Sabrina Rochelle Kalangie
Produser Gope T. Samtani
Skenario Titien Wattimena
Sabrina Rochelle Kalangie
Berdasarkan Noktah Merah Perkawinan oleh Buce Malawau
Pemeran Marsha Timothy sebagai Ambarwati
Oka Antara sebagai Gilang Priambodo
Sheila Dara Aisha sebagai Yulinar
Ayu Azhari sebagai Kartika
Nazyra C. Noer sebagai Dina
Penata Musik Ifa Fachir
Dimas Wibisana
Sinematografer Mawan Kelana
Penyunting Aline Jusria
Perusahaan Produksi Rapi Films
Tanggal Rilis 15 September 2022
Durasi 119 menit
Negara Indonesia
Bahasa Indonesia
Tanggal Rilis 1 Februari 2004 (Indonesia)
Durasi 119 Menit

Sinopsis Film Noktah Merah Perkawinan

Hubungan Ambar (Marsha Timothy) dan Gilang (Oka Antara) mulai memasuki masa-masa kekecewaan setelah pertengkaran hebat akibat campur tangan kedua orang tua dalam urusan rumah tangga mereka. Gilang bekerja sebagai arsitek lanskap, sedangkan Ambar, si sela-sela kesehariannya mengurus rumah dan anak-anak, berusaha mencari kedamaian dengan mengajar di kelas lokakarya keramik. Ambar berkenalan dengan Yuli (Sheila Dara Aisha), yang menjadi salah satu murid di kelasnya tersebut. Akan tetapi, hubungan antara Gilang, Ambar, dan Yuli semakin rumit setelah Gilang mengerjakan kelompok proyek taman milik Kemal (Roy Sungkono), yang merupakan kekasih Yuli. Keberadaan Yuli membawa kenyamanan yang sudah lama hilang bagi Gilang. Begitu pula sebaliknya. Yuli sadar bahwa ia mengalami kesulitan karena telah jatuh cinta kepada suami Ambar. Di puncak sakit hati dan kekecewaanya, Ambar mempertanyakan apakah pernikahannya memang pantas untuk di selamatkan, karena cinta saja tidak pernah cukup untuk mempertahankan sebuah hubungan.


Review Film Noktah Merah Perkawinan

Noktah Merah Perkawinan merupakan film melodrama roman Indonesia, yang cocok di tonton untuk kita (Mungkin, usia 20+), baik itu yang belum menikah atau sudah menikah.

Ulasan ini merupakan sudut pandang saya yang berusia 24 tahun dan belum menikah.

Oh iya, sebelumnya pula saya pernah menulis cuitan mengenai film ini di twitter pribadi milik saya di tahun 2022 lalu. Jika menurut anda membaca artikel ini sangat panjang, maka anda bisa segera melihat cuitan twitter saya yang telah saya tulis poin - poin dari film ini.

Pertama kali melihat trailer film Noktah Merah Perkawinan, saya langsung tertarik ingin menonton filmnya. Tidak lama kemudian, trailer film ini sempat heboh di salah satu platform media sosial.

Bahkan, sampai film ini tayang pun, sosial media itu ramai banget yang ngereview film ini. Tapi karena melihat review orang terus berseliweran malah akhirnya bikin saya sama sekali tidak tertarik menonton film Noktah Merah Perkawinan, mungkin karena udah di spill duluan kali yaa.

Tapi, tak terhenti disitu, meski awalnya sempat maju mundur. Akhirnya saya menjadi tertantang ingin menonton film Noktah Merah Perkawinan. Karena saya selalu pantengin dua media sosial, dan ada salah satu reviewer yang tulis caption seperti ini 

"Kalau belum Menikah, jangan tonton film ini, nanti jadi maju mundur buat nikah".

Jujur, dengan adanya kalimat yang sedikit menakutkan itu, saya bukan malah takut, akan tetapi di buat semakin penasaran dan tertantang.

Mengapa film ini tidak layak di tonton oleh kaum muda yang belum menikah, atau ingin menikah? Semakin banyak orang lain yang takut dengan asumsi tersebut, malah semakin tinggi rasa penasaran saya untuk menonton film ini.

Di Sumatera Utara, tepatnya di Kota Medan, film Noktah Merah Perkawinan hanya tayang di Bioskop Hermes, dan saya memutuskan untuk menonton film ini bersama pacar saya.

Kita berdua benar - benar fokus terhadap alur cerita sedari awal hingga akhir. Bahkan saat keluar dari Bioskop tersebut, kami kembali berdiskusi tentang film ini.

Jika sebuah pertanyaan menyapa "Apakah kalian akan jadi maju mundur untuk menikah setelah melihat film ini?" Maka jawabannya adalah TIDAK.

Yang harus penonton tahu, jika anda belum menikah sama seperti saya. Jangan jadikan film ini sebagai penghalang langkah kalian untuk menuju ke pernikahan.

Justru dari adanya film ini kita bisa banyak belajar tentang hubungan pernikahan, apa yang akan terjadi di kedepannya, bagaimana cara kita menghadapi situasi itu, dan juga banyak hal lainnya, jadi jangan terlalu fokus sama konfliknya deh, pahami apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang diinginkan.

Seperti saya dan pacar, kita tidak saling menuduh, tapi kita berdua berdiskusi bahwa kedua sifat dari si Ambar (istri) dan suami ada di kita berdua.

Kita mungkin emang belum menikah, tapi dengan adanya film ini kita malah jadi paham dan sama-sama belajar untuk memperbaiki apa yang salah, contohnya ya seperti komunikasi dalam hubungan, ternyata memilih diam dan memendam berharap semuanya bisa diselesaikan sendiri tanpa melibatkan pasangan itu merupakan suatu tindakan yang buruk.

Dari awal film ini sudah memberikan cuplikan problem masalah rumah tangga itu sendiri, yang mungkin banyak orang lain alami mengenai rumitnya berumah tangga, yaitu hadirnya orang tua di dalam hubungan rumah tangga. Mulai dari keuangan, menyalahkan cara mendidik anak, bahkan hal kecil yang selalu salah di mata ibu mertua.

Di sisi lain, kita juga mempertanyakan, bagaimana dengan peran suami?

Sampai disini saya paham kenapa pertanyaan semacam ini sering ditujukan kepada laki-laki, yang berbunyi "Jika suatu hari keluargamu pergi liburan, ternyata mengalami duka! Ibu, istri, dan anakmu menaiki kapal yang akan tenggelam, jika disuruh untuk memilih satu yang akan kamu tolong, siapa yang harusnya kamu tolong?".

Bagi sebagian laki-laki, ternyata pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang rumit, namun memiliki makna tersendiri. Begitu juga dengan film ini.

Namun, Gilang terjebak dengan dirinya sendiri, membuat keadaan rumah semakin riuh.

Sebetulnya konflik utama yang terjadi adalah ibu Ambar selalu meminta pinjaman ke Gilang secara diam-diam tanpa sepengetahuan Ambar, hal ini yang menyebabkan Ambar marah, karena seharusnya itu bukanlah tanggung jawab suaminya, Gilang.

Disisi lain, Gilang lebih memilih untuk bercerita ke ibunya daripada istrinya sendiri. Yang mana, hubungan rumah tangga ada baiknya saling terbuka dan dibicarakan secara bersama, bagaimana pahitnya dan masalah yang terjadi, ada kala orang tua tak perlu tahu urusan rumah tangga yang sedang kamu bangun.

Sayangnya, Ambar mendengar semua itu dari ibu mertua, sehingga Ambar selalu di sudutkan, padahal tidak tau apa yang sedang terjadi. Sejak saat itu hubungan rumah tangga yang sudah dibangun selama 11 tahun semakin berantakan.

Gilang mengambil langkah untuk diam, menghindari perdebatan dengan Ambar tanpa menyelesaikan masalah. Sedangkan Ambar memiliki sikap yang semua harus di bicarakan dan terbuka.

Pada lain hari Ambar mencoba menghubungi dan datang ke konseling pernikahan, berharap menemukan titik terang dan jalan keluar untuk hubungan mereka. Namun tetap saja Gilang menanggung bebannya sendiri, tanpa melibatkan Ambar sedikitpun pada masalahnya.

Di sisi lain ada kehadiran Yuli membuka cerita baru untuk hubungan rumah tangga Ambar dan Gilang.

Yuli yang awalnya hanya seorang murid di kelas Ambar, lalu malah terjun ke hubungan Ambar dan Gilang. Dengan adanya projek dari cafenya Kemal (pacarnya Yuli), membuat Yuli dan Gilang semakin lama semakin mendekat.

Bahkan kedekatan mereka juga sangat terlihat jelas di depan mata Ambar. Termasuk yang lainnya, Kemal (pacar Ambar), Dina (teman Ambar), hingga Ibu Ambar yang secara terang-terangan mengatakan kedekatan ia dengan muridnya Ambar.

Sayangnya, disaat Gilang selalu menghindar disetiap Ambar ingin berdiskusi. Namun pada saat kedekatannya dengan Yuli, Gilang malah berani mempertanyakan dan diskusi dengan Ambar.

Sejak saat itu, rumah tangga mereka pecah sejadi-jadinya, tangis yang pecah, hati yang sesak, emosi yang keluar.

Gilang memilih untuk tidur di kantor, daripada dirumah selama beberapa hari. Hingga konflik terjadi kembali disaat Gilang dan Yuli pulang bersamaan dari peresmian cafe milik Akmal dan menuju ke kantor.

Sesampainya di kantor, Ambar datang dan melihat Gilang dan Yuli masuk ke kantor secara bersama. Sejak saat itu Ambar meminta cerai kepada Gilang.

Sikap Ambar sudah setenang itu, meski mungkin hatinya sudah berdamai atau berkecamuk. Begitupun dengan Gilang yang merasa hancur atas kesalahpahaman yang terjadi

Setelah itu, pada scene ini membuat saya menyimpulkan sesuatu, "Tapi kenapa ya, orang yang selingkuh ga pernah sadar kalau mereka sedang berselingkuh?

Seperti yang terjadi pada film ini, Gilang tidak merasa kedekatannya dengan Yuli sudah sejauh mana, bahkan orang-orang sekitar juga sudah paham hubungan mereka sedekat apa.

Akhirnya Yuli mendatangi rumah Ambar dan mengatakan bahwa benar Yuli jatuh cinta kepada Gilang, namun tidak akan ada tempat di hati Gilang.

Ending cerita di film ini, apa yang akan kamu harapkan? Sad ending atau happy ending?

Tapi menurutku, ending ini juga bisa sebagai penolong kamu disaat istri ingin bercerai, jika masih ada rasa cinta maka sadar dan perjuangkanlah.

Terus Ambar juga ada bertanya tentang "Kenapa masih banyak orang yang mau nikah?"

Jujur jadi overthinking sama kalimat ini. Eits, tapi tidak semua permasalahan rumah tangga yang kejadiannya seperti di film ini. Ingat, film ini tuh malah jadi pengingat buat kita, betapa riuhnya urusan rumah tangga. Kita bisa belajar dari sisi negatifnya, dan ubah ke bentuk positif.

"Apa yang membuat saya dulu mau menikah sama mas Gilang" Kalau di dengar lagi, rasanya pertanyaan ini cukup menyambar di hati. Dimana sebelum menikah kita harus benar-benar meyakini dengan siapa kita akan menikah.

Jadi, dari film ini tuh mengajarkan kalau, pasangan perlu adanya keterbukaan dan komunikasi.

Film Noktah Merah Perkawinan the real bercerita tentang kehidupan rumah tangga, dari cara ributnya, emosi dan konflik film ini dapat super dapat banget. Salut sih sama pemainnya yang semuanya benar-benar mendalami peran.

Kalau di tanya jika menonton film ini bakal nangis apa engga, pasti jawabannya Iya!, sesaknya atau nyeseknya dapat, Emosi kita ikut terpancing, alur cerita yang sangat menarik.

Mungkin film ini dapat menjadi acuan disaat rumah tangga sedang di ujung tanduk.

4 Poin Utama dari Film Noktah Merah Perkawinan yang Bisa dijadikan Pembelajaran

1. Toxic Relationshit antara Yuli dan Kemal

Yuli dan kemal berpacaran sedari lama, namun kemal memiliki sifat yang begitu posesif dan egois.

Selalu suka dan cepat menyimpulkan sendiri bahkan mengambil keputusan tanpa ada diskusi dengan Yuli.

Kemal juga mengetahui bahwa Yuli menyukai sosok Gilang, dan dengan adanya project design di cafenya dengan Kemal, semakin terlihat jelas kedekatan antara Yuli dan Gilang.

Kalau dilihat dari sifat Kemal, mungkin siapa yang betah dengan cowok yang semua-semua semaunya sendiri, cetus, dan tidak ada menunjukkan sikap yang perhatian.

Dengan tegas dan jahatnya Kemal mengatakan kalau begitu urusan kafe selesai maka hubungan mereka juga selesai.

Hubungan mereka seperti dua orang yang berbeda, Kemal merupakan sosok yang dingin sedangkan Yuli termasuk orang yang friendly banget.

2. Anak Korban Ego Orang Tua

Dibalik film ini bercerita mengenai rumitnya permasalahan rumah tangga, ada sisi anak yang bisa diambil sebagai pembelajaran untuk kita kedepannya, apalagi anak-anak sekarang tuh bijak banget, ya.

Pokoknya, hindari pertengkaran di depan anak, karena anak dapat melihat, mendengar bahkan merekam apa yang sedang terjadi.

Contohnya seperti pada film ini, anak pertama mereka, yakni Bagas.

Bagas memahami apa yang sedang terjadi di rumahnya dan dengan orang tuanya, bahkan ketika ayah ibunya ada masalah dengan nenek dari ayahnya, membuat orang tua mereka jadi sering bertengkar, saling sibuk satu sama lain karena pekerjaan.

Dari film ini juga menggambarkan sosok Bagas yang sekolahnya jadi tidak fokus.

Menurutku, hal yang bisa diambil dan dipelajari banget dari film ini adalah jangan pikirin ego sendiri, silakan selesaiin masalah jauh dari pendengaran anak, ingat ada emosi dan mental anak yang harus dijaga.

Jangan karena ego orang tua, anak jadi korbannya.

3. Selalu Menghindar Disetiap Ada Masalah

Pada film ini, Gilang lebih memilih untuk diam dan menghindar disaat ada masalah. Baginya, ia hanya tidak ingin memperkeruh keadaan.

Bahkan saat Ambar mencoba memulai diskusi secara baik dan dengan nada lembut, Gilang masih tetap dengan dirinya, memotong pembicaraan dan kabur sebelum semua dibicarakan dengan baik

Apakah sikap tersebut ada di kamu? Itu namanya kamu lari dari masalah, dan malah memperkeruh keadaan, bukan untuk memperbaiki.

Iya, cara tersebut adalah salah. Dan diam, bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah. Karena tidak akan ada amarah dan emosi yang memuncak jika semuanya bisa dibicarakan, emosi dan marah wajar, tapi akan segera mereda jika mencari jalan keluar secara bersama.

Ingat, secara bersama bukan sendiri!

Untuk memperbaiki hubungan dan komunikasi, sebagai sepasang kekasih, seharusnya mempunyai waktu untuk diskusi, meskipun keduanya saling bekerja. Malam adalah waktu yang tepat untuk berdiskusi bersama pasangan, meskipun hal kecil entah itu kejadian di kantor atau hal penting lainnya.

4. Hindari Lebih Terbuka Ke Ibu daripada Istri

Segala apapun yang terjadi dirumah tangga yang sedang di bangun, biar menjadi pembelajaran dan tumbuh kembang rumah tangga itu sendiri.

Selalu libatkan pasangan kamu apapun itu yang terjadi, meski hanya sekadar bercerita atau meminta pendapat untuk mengambil keputusan.

Karena, jika sudah berumah tangga namun nyatanya kamu masih bercerita sama Ibu, sama saja kamu akan memperiuh keadaan rumah tangga, dan istri kamu akan selalu menjadi korban dari Ibu suami.

Seharusnya biarkan saja orang tua mendengar hal-hal baik tentang rumah tangga yang sedang dibangun. Karena kabar kebahagiaan itulah yang dinanti. Jika kabar perih, setiap orang tua akan merasakan ikut perihnya juga.

Kesimpulan

Film ini di ambil dengan visualisasi gambar yang cukup baik, cerita yang menarik dan sangat direkomendasikan untuk kamu yang ingin menikah atau sudah menikah. Bahwa setiap masalah akan ada jalan keluarnya, setiap hubungan yang baik ada komunikasi yang baik pula.

Rating untuk film ini mulai dari visual, isi cerita, emosi dan semuanya 10.000/10. Bagus, dan benar-benar bagus. Karena isi cerita dapat mudah dipahami meski dengan alur yang maju mundur.

Btw, buat yang lagi nyari judul skripsi boleh juga nih untuk analisis film ini, angkat dari segi komunikasinya atau yang lainnya.

Kutipan Menarik pada Film 'Noktah Merah Perkawinan'
"Saling diam sama bahayanya dengan saling memaki. Lagi pula, tidak ada satu hal baik pun yang lahir dari memendam rasa amarah maupun kekecewaan".

Posting Komentar untuk "Sinopsis dan Review Film Noktah Merah Perkawinan, Yakin Siap Nikah?"