Sebagai Nasabah Bijak BRI, Wajib Melek Digital untuk Atasi Modus SOCENG

Nasabah Bijak BRI
Nasabah Bijak

Kejahatan Social Engineering (Soceng) kian hari semakin meresahkan semua khalayak. Modusnya dapat mengalahkan modus yang diberikan dari sang kekasih. Sampai - sampai dapat terjebak modus soceng.

Jika semuanya bermula dari datangnya sebuah pesan yang menyampaikan akan adanya kenaikan tarif transaksi transfer untuk nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang menjadi Rp. 150 ribu perbulan. Maka ini adalah modus kejahatan baru, dengan modus penipuan.

Tak heran, Jika masyarakat masih awam akan informasi semacam ini, sehingga membuat para nasabah menjadi ketar - ketir dan langsung percaya saja.

Padahal, cek dan ricek berperan sangat penting. Setelah terdapatnya beberapa korban melapor bahwa mereka adalah korban kejahatan cyber. Maka Bank BRI pun akhirnya menanggapi akan hal ini.

Lalu, bagaimana tanggapan nasabah BRI lainnya? Ya, termasuk saya yang juga menjadi nasabah BRI. Simak peran saya menjadi Nasabah Bijak BRI.

Cerita ku Gunakan Bank BRI

Cerita Aku & BRI
Aku dan BRI

Seorang anak perempuan, yang baru pertama kalinya ingin merantau ke luar kota untuk melanjutkan perkuliahan di tahun 2015 lalu, sang ayah berinisiatif untuk membuka sebuah rekening agar mempermudah pengiriman bulanan kepada anak perempuan itu.

Dan anak perempuan itu, adalah saya!

Ayah memilih Bank BRI, agar mempermudah akses pengiriman, karena ayah juga memakai bank BRI pada saat itu.

Dan di kota saya pula, Bank BRI lebih banyak di gunakan oleh masyarakat. Apalagi ATM-nya juga sangat mudah di temukan di mana saja.

Ini lah yang menjadi salah satu alasan ayah, memilih saya sebagai nasabah BRI.

Tabungan yang saya pakai dari 2015 hingga kini adalah Simpedes. Yang kita tau jika ingin membuka rekening di Bank BRI akan ditawarkan dua pilihan, yakni Simpedes atau Britama.

Hingga kini, saya masih tetap memakai Bank BRI untuk melakukan ekses transaksi apapun, untuk mempermudah transaksi saya tentunya memakai aplikasi BRImo dong.

Cerita ku menjadi Nasabah Bijak dengan Mengedukasi Masyarakat

Jika soal berita dimulai dari kejahatan bahkan hingga penipuan, ayah selalu up to date dari berbagai informasi terkini, tak lupa pula ia langsung mengirimkan informasi tersebut kepada saya. Biasanya ia selalu mengirimkan ringkasan pesan melalui Whatsapp, berupa video, foto atau pesan teks.

Sepertinya, sifat edukasi ini menurun dari ayah. Karena ayah sebelum pensiun selalu turun ke masyarakat sebagai penyuluh dan memberikan informasi - informasi penting mengenai kejahatan siber salah satunya.

Penipuan yang banyak sekali memakan korban. Atas kelalaian yang mereka lakukan sendiri, seperti transfer uang berjuta - juta kepada si pelaku, memberi pin atm hingga kode otp kepada pelaku, dan banyak kejadian - kejadian menyeramkan lainnya.

Kelalaian tersebut terjadi akibat dari sebagian kita yang awam ini, percaya dan tertarik mendapatkan hadiah yang lebih besar.

Bukannya mendapatkan rezeki eh, malah rugi sendiri.

Ini lah mengapa peran kita, penting dan perlu untuk saling mengingatkan kepada masyarakat yang awam. Agar tidak terjadi lagi hal yang serupa.

Kejahatan Siber kini kian merajalela. Tidak ada henti dan tidak akan pernah bosan walau melakukan hal yang sama. Karena, tidak semua orang pula yang mendapatkan edukasi seputar kejahatan siber.

Ayah, yang berperan cukup penting di masyarakat selalu mengedukasi, dimulai dari masyarakat lingkungan setempat, sekolah, tempat ibadah dan lainnya.

Ayah selalu mengingatkan bahwa adanya kejahatan siber, Kita hanya perlu untuk jangan mudah terpengaruh apalagi percaya.

"Jangan sudah jadi korban, baru pada percaya".

Itu, salah satu cara ayah memberikan edukasi kejahatan siber dan menjadi #NasabahBijak nya Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Kini, disaat ayah sudah pensiun. Ayah juga tetap mengedukasi masyarakat dan juga rekan - rekannya yang sudah lanjut usia yang berperan sebagai penyuluh digital dan memberikan informasi update terkini.

Sedangkan saya, menjadi #NasabahBijak Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan memberikan edukasi kepada orang - orang terdekat dulu, seperti keluarga, saudara yang tinggal di perdesaan, tetangga yang kurang update, dan lainnya.

Saya biasanya mengajak diskusi para kerabat terdekat, lalu tetangga dan lain lainnya, obrolan semata hanya mengingatkan bahwa kini telah ada kejahatan yang bernama Social Enginering atau yang sering disebut dengan Soceng.


Soceng atau Social Engineering adalah kejahatan yang di lakukan lewat dunia maya yang memiliki tujuan untuk memanipulatif atau menggiring seseorang agar dapat menyerahkan data pribadi, data akun, hingga data finansialnya kepada pelaku.

Soceng ini juga memiliki tujuan untuk menguras isi rekening atau barang - barang berharga korban. Biasanya pelaku Soceng selalu menyamar sebagai pihak perbankan, e-commerce, ataupun jasa keuangan agar dapat meyakinkan korban.

Saya selalu mengingatkan untuk hati - hati menerima panggilan telepon, sms, whatsapp, bahkan berupa link palsu. Jika mereka mengatakan bahwa menerima hadiah, mohon jangan langsung percaya atau tergiur.

Tak heran juga jika kadang mereka ingin menyamar sebagai keluarga kita hanya ingin mendapatkan keuntungan.

Biasanya mereka akan meminta kita untuk ke atm dan hingga melakukan pengiriman dengan uang yang cukup banyak, beberapa bagian ada yang meminta kode otp, dimana itu bersifat pribadi bukan untuk di bagi.

Pastikan kepada diri sendiri terlebih dahulu bahwa kita telah mengedukasi diri diri sendiri, lalu kita bisa mengedukasi orang lain. 

Dimulai dari orang terdekat, seperti keluarga, saudara, tetangga, baru lah bisa mengedukasi secara luas yang dapat di sebar luaskan seperti melalui media sosial. Karena di medsos, terdapat fitur share, fyp, trending, dsb.

Eh, tapi kan...

Kamu tau tidak, siapa yang paling rentan terkena dampak dari modus Soceng ini?

Salah satu target utama modus soceng, adalah para orang tua. Terlebih lagi, sejak adanya pandemi. Budaya membaca di daerah saya semakin menurun drastis. dari yang muda hingga yang tua.

Tapi, kejahatan Soceng malah semakin meningkat, dan menjadikan para orang tua sebagai target utama.

Beberapa orang tua yang kini mulai ramai memakai smartphone, banyak fitur yang tidak mereka pahami. Sebagai kaula muda, kita juga turut berperan untuk memberikan informasi.

Terkait penipuan yang mengatasnamakan Bank BRI. Pastikan kita memberi arahan kepada orang tua/kerabat terdekat untuk tidak panik menanggapi hal yang semacamnya.

Dan jangan langsung percaya akan apapun pada informasi yang di dapat. Tetapi harus di lonfirmasi dulu keakuratannya.

Mungkin kita bisa mengarahkan kepada saudara/kerabat/orang tua untuk mengabari hal sekecil apapun. Apalagi jika itu terkait dengan Perbankan, ya semestinya aman di tangan kita sendiri.

Sebagai penyuluh digital, yang harus menjadi pusat perhatian adalah memberikan edukasi kepada orang tua / lanjut usia, remaja, dan juga beberapa orang / masyarakat yang masih kurang update (kudet) terhadap kejahatan soceng.

Informasi ini harus disebar luaskan, agar modus soceng semakin berkurang. Dan masyarakat tanpa perlu takut lagi kepada modus soceng.

Berikut merupakan ciri - ciri dari kejahatan Soceng yang perlu di waspadai.

Kejahatan yang patut di waspadai 

1. Telepon

"Halo, selamat siang, kita dari Bank BRI ingin mengucapkan selamat kepada Saudara bahwa anda memenangkan hadiah sebesar Rp. Xx. juta di potong pajak."

Atau, seperti yang sedang di heboh - hebohkan pada pekan terakhir.

"Selamat siang, kita dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Apa ibu masih menggunakan Bank BRI untuk melakukan transaksi? Jadi begini bu, di pergantian jam nanti malam, tarif transfer antar bank akan berubah, yang semulanya Rp. 6000 akan naik menjadi Rp. 150.000. Silakan konfirmasi untuk selanjutnya".

Berpura - pura menjadi customer service dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Penipuan yang melalui telepon, biasanya penipu akan meminta si korban untuk jalan menuju ATM terdekat, dan menyuruh korban agar transfer uang sekian juta kepada si penipu.

Penipuan melalui telepon ini biasanya memanipulasi psikologis korban untuk mendapatkan apa yang penipu inginkan. Seperti data pribadi, hingga data - data perbankan dari si korban.

Jika di ingat kembali, ternyata saya pernah mendapatkan sebuah telepon disaat saya setengah sadar.

Maksudnya begini, tepat pada pergantian hari yakni di jam 00.00 saya mendapatkan sebuah telepon dari nomor yang tidak di kenal.

Ia menelpon lebih dari dua kali. Menurut saya, karena sudah 2x di telepon, yang ketiga kalinya ia menelpon lagi, dan akhirnya saya angkat dengan setengah sadar.

Saya dengan perasaan kesal di spam telepon tengah malam lalu penipu mencoba mengelabui dengan mengaku sebagai pegawai Bank BRI.

Ia juga sempat bertanya apakah saya nasabah BRI dan memiliki aplikasi BRImo atau tidak.

Memang, awal tahun kemarin saya sempat bolak balik ke Bank untuk mengurus BRImo, karena punya saya terblokir dan pergantian nomor.

Tapi masa iya, di telepon tengah malam? 

Mungkin pelaku tidak tahu bagaimana jutek nya saya sebagai wanita. Terlebih lagi saya mempunyai pengalaman di bidang customer service di suatu marketplace.

Tengah malam bukanlah waktu yang tepat untuk menghubungi nasabah, etika suatu perusahaan akan menurun untuk ini.

Kecuali, customer service di sosial media yang berperan 24 jam yang menangani keluhan pelanggan, contohnya adalah twitter.

2. Sms

Penipuan Jalur SMS
Penipuan Jalur SMS

Setelah mengulik beberapa pesan di fitur kotak masuk (SMS), ternyata saya pernah di kirim pesan juga.

Jangan salah loh, bahwa ternyata pesan dari SMS ini masih ada sampai sekarang, masih ada yang tertipu dan masih saja ada yang percaya.

Korbannya? Masih ada, Semoga bukan anda salah satu yang pernah menjadi korban, dan berharap sekarang bisa lebih update dan melindungi dokumen penting.

Anda tidak mengenal mereka siapa, tiba - tiba mengatas namakan Bank BRI, tiba - tiba ingin mengirimkan jumlah uang yang cukup besar sebagai tanda hadiah, dan banyak lainnya.

Selain itu, ada pula notif pesan masuk dari BRI-OTP yang memberikan kode otp beserta link.

Ini merupakan cara baru dari Soceng, langsung menyerang dengan menggunakan nomor pengguna.

Ketika pengguna klik link dari sms BRI-OTP tersebut dan memberikan kodenya. Tanpa tersadari maka akun BRImo bisa langsung berpindah tangan.

Tidak di pungkiri, tetapi hal ini sudah banyak yang terjadi.

Coba di mulai dari sekarang intip kotak masuk pesan anda, apakah ada pesan yang sama, yang menampilkan bahwa ini penipuan.

3. Wifi

Siapa sangka bahwa ternyata wifi juga dapat menjadi salah satu kejahatan siber yang di lakukan oleh para peretas.

Padahal memakai wifi publik adalah hal yang paling di manfaatkan oleh orang banyak. Mendapatkan koneksi gratis, sehingga kita bebas mengakses aplikasi apapun.

Inilah salah satu alasan saya selalu membeli paket internet, salah satunya agar tidak memakai sembarang wifi saat sedang di luar rumah.

Selain untuk mencegah adanya pencurian data, setidaknya dimulai dari diri kita sendiri untuk menjaga data, rahasia, hingga hal penting seperti sandi atm.

Jadi, jika seandainya anda masih menggunakan wifi publik untuk melakukan segala aktivitas anda, cukup berhati - hati. Karena tidak semua tempat aman untuk di pakai.

Terlebih lagi, wifi publik emang begitu cukup rentan terkena serangan siber yang di lakukan oleh peretas.

4. ATM

Atm adalah salah satu sarang yang menjadi tujuan para pelaku kejahatan. Pelaku biasanya menempelkan lem di mulut mesin ATM. Sehingga korban yang menjadi target utama, akan mengalami kejanggalan, yakni tidak dapat melakukan transaksi.

Ketika korban mulai kebingungan, di sinilah para pelaku akan mulai masuk, dan melakukan penawaran bantuan kepada sang korban. Namun, tanpa sadar bahwa ternyata kartu ATM korban telah di tukar oleh pelaku.

Pada kejadian itu pula, biasanya pelaku meminta korban untuk menuliskan nomor rekeningnya. Berpura - pura seolah berniat untuk membantu padahal aslinya ingin MENIPU.

Kejadian di ATM ini, biasanya para pelaku akan datang dengan beberapa orang teman, mereka tidak akan melakukan dengan sendiri, dan pelaku pasti akan terlihat sedikit memaksa korban untuk terus melakukan transaksi agar tujuan yang mereka inginkan itu berhasil.

Sebagai pelindung diri, hindari hal - hal semacam ini, saat anda ingin ke ATM :
  1. Hindari tempat "ATM" yang sunyi atau sepi. Karena biasanya modus penipuan akan sering di lakukan di tempat yang seperti ini. Penipuan mode atm paling banyak di lakukan oleh sekelompok orang di mini market yang terdapat atm di dalamnya
  2. Jangan sembarangan menerima/memberi kartu atm anda kepada orang lain, yang memberikan bantuan.
  3. Jika mulut mesin terlihat macet, silakan cari mesin atm lainnya yang dapat berfungsi dengan baik.

5. Whatsapp

Penipuan via Whatsapp
Penipuan via Whatsapp

Akhir - akhir ini, yang paling menjadi sorotan utama adalah adanya pemberitahuan bahwa berubahnya tarif transfer antar Bank pada Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Seperti pesan yang saya dapati di Whatsapp pada 2 September lalu. Padahal disaat berita ini lagi gempar - gemparnya, karena terdapat beberapa korban yang kena. Saya penasaran bagaimana bentuk pesan dari pelaku.

Akhir dari penasaran, eh ternyata sampai juga pesan kepalsuan tersebut ke whatsapp saya, bedanya ia hanya mengirimkan sebuah gambar. Dimana gambar tersebut sudah disebar luaskan agar tidak terjadi penipuan selanjutnya.

Silakan simak dan perhatikan pesan yang terdapat di gambar berikut.

Isi Pesan kejahatan Soceng
Isi Pesan dari si Penipu

Gambar diatas adalah isi pesan yang "Penipu" kirimkan kepada saya.

Jikapun seandainya ini bukanlah penipuan, yang saya lakukan paling utama adalah kroscek terlebih dulu ke Kantor cabang terdekat, atau bisa menghubungi kepada rekan yang bekerja di kantor BRI.

Jika ada yang mengirimkan anda pesan Whatsapp yang persis demikian, tidak perlu takut atau tergesa - gesa. Jangan pula sekali - kali anda klik link yang telah di kirimkan oleh si pelaku, yang dapat anda kalukan silakan lapor (report) atau blokir.

Notifikasi Whatsapp Pelaku Soceng
Notifikasi Whatsapp Palsu

Selanjutnya yang dapat kita perhatikan, Nomor bank BRI pasti terverifikasi dan memiliki centang di Whatsappnya, bukan nomor biasa.

Dan biasanya juga, para pegawai di Bank tidak akan mungkin Whatsapp dengan nomor mereka pribadi. Jikapun ada keperluan yang begitu penting.

Saya yakin setiap kantor perusahaan pasti memiliki telepon sendiri, dan akan menghubungi dengan telepon tersebut. Itu pun sudah pasti bagi yang telah memiliki janji.


Contoh Kejahatan Siber :

Berikut adalah contoh dari kejahatan siber yang harus publik ketahui :
  • Dihubungi oleh oknum - oknum yang tidak bertanggung jawab, dan mengaku seolah dirinya adalah petugas Bank.
  • Permintaan NIK, kode PIN, username, password, kode OTP serta nama gadis ibu kandung.
  • Tawaran menjadi nasabah prioritas. Biasanya, pelaku akan meminta si korban untuk mentransfer sejumlah uang agar segara di proses upgrade.
  • Tawaran menjadi seorang Agen Laku Pandai.
  • Akun Layanan Konsumen Palsu.

Jenis Kejahatan Perbankan Berbasis Digital

1. Skimming

Pengertian Skimming

Skimming adalah suatu modus aksi pencurian uang dengan cara membobol data kartu yang ada pada strip magnetik kartu. 

Alat ini dapat menduplikat data dari magnetic stripe yang ada di kartu nasabah. Mereka juga menambahkan kamera di tempat tombol untuk merekam pin di dalam kartu.

Caranya : Pelaku biasanya akan menempelkan alat pada mulut lubang kartu mesin ATM/EDC dengan alat bernama skimmer.

Nah, sekarang semua kartu sudah memakai chip. Pastikan bahwa anda sudah menukarkan kartu anda di tempat pertama kali anda mendaftar di Bank untuk menukarkan kartu lama ke kartu baru yang ada chip-nya.

tapi ternyata, tetap masih ada juga loh kartu debit yang memiliki chip dan magnetic stripe. Walau tidak kemungkinan apakah magnetic stripe di kartu chip masih dapat di akses datanya atau tidak.

Karena langkah dari pergantian jenis kartu chip merupakan salah satunya untuk mengatasi potensi kejahatan seperti Skimming.

Terlebih lagi, di beberapa bank sekarang sudah menggunakan sistem cardless, yakni tarik ATM tanpa kartu.

Yang pasti, sebagai bentuk kewaspadaan dan menjaga data agar tetap aman, coba di cej dulu kartu ATM anda, kira - kira sudah ada chipnya belum?

Tips Melindungi Diri dari Skimming

  1. Gunakan mesin ATM yang ramai pengunjung
  2. Jangan terburu - buru saat memakai mesin ATM
  3. Hati - hati dengan Contact Call Centre palsu yang tertera di mesin ATM
  4. Pastikan bahwa di ATM terdapat fasilitas CCTV dan lampu penerangan
  5. Setelah usai bertransaksi di ATM, pastikan anda untuk cek saldo terlebih dahulu sebelum pergi meninggalkan mesin ATM.
  6. Pastikan kondisi mesin ATM tidak terdapat benda - benda asing yang mencurigakan sebelum melakukan transaksi, seperti pada keypad dan card reader pada mesin ATM
  7. Tutupi tangan saat memasukkan PIN ATM
  8. Hati - hati pada orang - orang asing di sekitar lokasi ATM, biasanya mereka menawarkan bantuan. Hindari orang yang seperti ini.
  9. Lakukan pergantian PIN ATM secara berkala
  10. Ganti kartu ATM yang sudah dilengkapi dengan teknologi CHIP.
  11. Bertransaksi menggunakan fitur cardless.

2. Phising

Pelaku Phising di Instagram
Salah satu bentuk pelaku phising, dengan memberikan link palsu

Banyak yang membuat Phising di sosial media, 

Phising merupakan pengelabuan website dengan nama alamat dan tampilan yang di buat semirip mungkin dengan milik perusahaan aslinya. Phising dilakukan untuk mencuri data konsumen.

Phising biasanya akan dikirimkan melalui sebuah pesan singkat SMS, Email, whatsapp, bahkan hingga DM instagram yang mengaku sebagai perusahaan ternama yang begitu familiar dan mengarahkan anda kepada sebuah tautan agar terhubung.

Kerugian terbesar atas kejahatan Phising adalah tercurinya data pribadi dan rekening dapat di bobol dengan mudahnya oleh pelaku.

Gambar di atas merupakan salah satu Phising. Pelaku membuat instagram palsu lalu mengirimkan DM kepada saya.

Tepat setelah saya memfollow akun resmi Bank BRI, tidak lama notifikasi dari akun tersebut juga masuk.

akun palsu itu memberikan pesan berupa link. Nah, link tersebut adalah pancingan agar kita dapat klik link tersebut, padahal itu berupa link palsu yang dapat mencuri data - data pribadi yang selama ini telah menjadi kerahasiaan kita.

3. Vishing (Voice Phising)

Voice Phising atau yang dikenal ramah dengan Vishing, ini yang kerap terjadi dan masih ramai di perbincangkan. Vishing memiliki arti sebagai pelaku kejahatan yang mencoba mengelabui korban dengan cara menghubungi korban melalui telepon dan mengaku sebagai pihak Bank.

Vishing sering di gunakan sebagai tempat penipu menggunakan pesan suara atau panggilan telepon untuk mencoba mencuri identitas, dan kredensial seperti PIN, detail kartu, dan kode OTP anda.

4. One Time Password (OTP)

Kode OTP
Jangan beri Kode OTP pada siapapun

One Time Password (OTP) merupakan kode yang bersifat sementara, biasanya akan dikirimkan dari pesan singkat SMS, whatsapp, ataupun e-mail.

Kote Otp biasanya di kirim berupa angka, biasanya di pakai untuk melakukan proses pendaftaran suatu akun atau saat verifikasi akun.

Dan kode OTP ini hanya berlaku selama 30 detik hingga 5 menit saja, dan dikerjakan oleh sistem agar tidak disalah gunakan oleh oknum tertentu.

Jangan pernah sebar Kote OTP (One Time Password), Verifikasi dan Password kepada siapapun.

Karena sudah banyak sekali para oknum - oknum pelaku kejahatan akan membobol akun.

5. SIM Swap

SIM Swap merupakan pengambil alih nomor ponsel agar di jadikan sebagai sarana bagi pelaku kejahatan. Sim card yang kemudian aktif dan berlaku adalah Sim card milik pelaku, bukan lagi sim card lama korban.

Disini, pelaku akan mencari info sebanyak - banyaknya mengenai korban, melakukan pergantian Sim card dan melakukan verifikasi ke kartu Sim card yang baru akan aktif. Tentunya Sim card lama milik korban telah dinonaktifkan. Selanjutnya oknum penjahat akan melakukan transaksi yang berkaitan dengan nomor sim card korban.

Cara Menjadi Nasabah Bijak BRI agar Terhindar SOCENG

Berikut merupakan cara menjadi nasabah bijak BRI untuk melindungi data diri dari kejahatan soceng.

Menjaga Data

Kita semua juga tahu, bahwa data pribadi nasabah adalah prioritas utama yang di jaga ketat oleh Bank BRI.

Selain itu, data yang telah di jaga jangan hanya sepihak saja, kita juga turut serta dalam menjaga data pribadi yang berkaitan dengan perbankan.

Berikut merupakan data pribadi yang harus dijaga, jangan sampai orang lain tau:
  1. Username Aplikasi
  2. Password
  3. MPIN
  4. PIN
  5. Kode OTP
  6. Nomor Kartu ATM/ Kartu Kredit / Kartu Debit
  7. Nomor CVV / CVC Kartu Kredit / debit
  8. Nama Ibu Kandung
  9. Informasi pribadi lainnya.

Pakai BRImo

BRImo
Pakai BRImo saja! Untuk update segala informasi

Para nasabah BRI pastinya hampir rata - rata memakai aplikasi BRImo dong. Karena pihak Bank biasanya akan meminta kita untuk mendownload aplikasi ini dengan tujuan mempermudah segalanya.

Ternyata BRImo juga memiliki banyak kemanfaatan, seperti:
  1. Melakukan transaksi.
  2. Mengecek 
Saya menyarankan kepada teman - teman online, khususnya yang juga membaca artikel ini, ada poin pentingnya agar anda mendownload aplikasi BRImo, karena di aplikasi tersebut bukan hanya mempermudah kita dalam mengakses fiturnya, tetapi kita juga dapat notifikasi informasi apapun tentang BRI. Salah satunya ya adanya notifikasi informasi.

Selain itu, jika kita melakukan transaksi apapun, kita akan mendapatkan notifikasi lewat SMS dan juga Email Notifikasi.

Aplikasi dan notifikasi ini lah yang sangat berguna bagi kita, agar dapat memberikan informasi - informasi terbaru dan terupdate dari BRI resmi, bukan palsu.

Hubungi Akun Media sosial Bank BRI yang Resmi

Poin terpenting yang harus di ketahui oleh para nasabah BRI untuk mengetahui akun - akun media sosial yang resmi milik Bank BRI agar terhindar penipuan yang tidak di inginkan.

Berikut akun media sosial Bank BRI

Instagram @bankbri_id
Facebook BANK BRI
Twitter @BankBRI_ID, @promo_BRI, @KontakBRI
Youtube BANK BRI
Note : Semua akun media sosial BANK BRI sudah resmi dan terdapat centang pada akun BRI.

Channel Contact BRI

📲 0812 -12 - 14017
📧 callbri@bri.co.id
📞 14017 / 1500017
🌐 www.bri.co.id



Terima kasih telah membaca artikel ini hingga akhir, dengan penuh harapan sebagai nasabah bijak BRI agar kita semua terkhususnya para nasabah terhindar atas kejahatan Soceng yang mengganggu nasabah.

Silakan bagikan artikel ini kepada kerabat terdekat untuk saling mengingatkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap orang yang kita sayangi agar terhindar dari Soceng.

Semoga artikel ini dapat membantu kita semua atas modus soceng.

Sebagai Nasabah Bijak BRI,  Saya SIAP Berikan Edukasi untuk Atasi Modus SOCENG!

Posting Komentar untuk "Sebagai Nasabah Bijak BRI, Wajib Melek Digital untuk Atasi Modus SOCENG"