Self Love - Buku Vibes Positivity Karya Pohon Ketela

Sebuah buku karya pohon ketela, salah satunya membahas tentang self love.

Buku yang dikemas dengan apik akan membuatmu merasa terlibat dalam perjalanan self love, insecurity, toxic friendship, toxic relationship, toxic positivity, melangkah dan banyak lainnya.

Kini, pohon ketela, membagikan salah satu bab dari buku Vibes Positivity miliknya. Selamat membaca.

SELF LOVE

Banyak manusia yang sulit mencintai diri sendiri, kurang bersyukur, selalu merasa kurang dalam hal apapun, inginnya selalu lebih, berharap bisa menjadi seperti orang lain, sukanya menyalahkan diri sendiri.

Dua kata “aku capek” yang sering terlontar tapi tidak pernah istirahat malah memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan, kita bahkan tidak perduli dengan tubuh kita, meski diberi deadline tugas setidaknya sebentar saja mencoba untuk mengistirahatkan tubuh. Sayangnya kita begitu memprioritaskan orang lain, dan terlalu menghukum diri sendiri.

Sebagian dari kita, mungkin saja banyak yang bertanya, bagaimana caranya untuk mencintai diri sendiri? Apakah hingga di usia sekarang kamu sudah mencintai diri sendiri?

Pasti banyak yang menjawab belum, belum sadar mungkin. Atau bagimu tidak penting untuk mencintai diri sendiri? Bagimu mencintai diri sendiri itu seperti apa? Bagaimana bentuknya?

Sedikit bercerita tentang sosok Aku, Yang mencintai diri sendiri dengan cara uniknya.

“Aku pernah memberi diri sendiri hadiah, mungkin terdengar seperti lelucon, ada – ada saja. Bahkan aku sempat ditertawakan oleh teman – temanku. Memberi reward pada diri sendiri itu menurutku penting, setelah lelah menemani untuk mencapai gelar S.I.KOM. setelah lelah berfikir dan bekerja sembari kuliah, apakah salah jika aku menikmati hasil dan pencapaian ku? Ku rasa tidak, ini adalah bentuk dari aku yang mencitai diri sendiri, aku yang menghargai diri sendiri, aku yang memprioritaskan diri sendiri, dan ini pula cara aku berterima kasih pada diri sendiri”

Sederhana bukan dari sosok aku yang mencintai diri sendiri? Sadar akan lelahnya pencapaian, lalu memberi reward pada diri sendiri dengan cara terunik. Orang lain menganggap sosok aku sebagai orang yang aneh dan kasihan. Seperti tidak ada orang lain yang perduli, tetapi dari komentar orang lain lah kita bisa melihat mana orang yang sadar sudah perduli dengan diri sendiri dan mana orang yang sayang kepada orang lain dengan cara mengomentarinya. Apakah dengan berkomentar sudah membutikan kamu terlihat mencintai diri sendiri? belum tentu, mulut memang terlalu lihai dalam menjatuhkan jika dibuat untuk bicarakan keburukan.

Pernah mendengar sebuah kalimat “cintai dulu diri sendiri baru mencintai orang lain” orang yang sehabis patah hati pun mendengarkan ini akan berfikir, 

“ah iya, aku terlalu mencintai orang lain daripada diriku sendiri”

Lalu, setelah berucap seperti ini, apa dia akan bisa mencintai diri sendiri? Rasanya hanya sebagian yang dapat melakukannya, sedangkan sebagian lainnya kembali pada sebuah luka yang sama. Mereka tenggelam pada sebuah rasa yang tak pasti. Menganggap mencintai orang lain lebih mudah daripada mencintai diri sendiri.

Hanya karena mencintai seseorang hingga merelakan diri sendiri terlupakan. Padahal diri sendiri pula yang menjadi teman dalam kesendirian. Segala hal yang kau hadapi berujung hingga mencari diri sendiri, bercermin pada diri sendiri dan masuk kedalam jiwa diri sendiri.

Wujud nyata dari sulitnya mencintai diri sendiri adalah tidak bisa menerima keadaan diri, menganggap terlalu menyusahkan, tidak pernah memberi kebahagiaan. Semua hanya sebuah ego yang tersusun rapi, yang tak pernah kau hancuri, hingga ia datang bertubi – tubi dan menyalahkan diri sendiri.

Mencintai itu mudah, bukan dengan ego yang menyakitkan.

Mencintai itu mudah, jika kamu ingin memahami diri sendiri..

Mencintai itu mudah jika kamu ingin belajar untuk menjadi lebih baik.

Tidak usah terlalu jauh kita berbincang tentang cinta diri sendiri, apakah kamu sudah sayang kepada diri sendiri?

“Sayang? Pada diri sendiri?”

“aku belum bisa melakukannya”

“Belum, aku masih memberikan luka”

“Aku masih sering kecewa pada diri sendiri”

“Aku masih sering kurang merasa puas pada apa yang aku capai”

“Aku masih suka menjadi orang lain”

Kalimat diatas adalah sedikit ungkapan dari banyak nya orang. Ada yang belum sadar, ada juga yang baru tersadar. Pernahkah kamu berkata dan bertanya pada diri sendiri, sebesar apa rasa sayang mu pada diri sendiri?

Jika sudah, bersyukur, maka pertahankanlah. Jika belum, rasanya tidak ada kata terlambat untuk mencoba, bukankah bayangan sendiri pun selalu mengikuti? Dia tak pernah mengganggu, bayangan yang sering kamu abaikan padahal itulah dirimu sendiri. Kamu saja yang sukanya mengutamakan orang lain dari pada diri sendiri.

Sanggup mencintai dan menyayangi orang lain, tapi sangat tidak mengerti, tidak perduli bagaimana caranya menyayangi diri sendiri. Untuk memulai mencintai dan menyayangi diri sendiri.mulai lah untuk mengenali diri sendiri terlebih dahulu.

Apakah kamu sudah mengenali diri sendiri?

Mengenali diri sendiri apakah sulit? Iya, sulit. Jika kita melawan ego dan menolak untuk memulai mengenali diri sendiri.

Bagaimana bisa kamu lebih memahami orang lain daripada diri sendiri? Katanya memahami orang lain itu mudah, daripada diri sendiri yang selalu pemberontak dan banyak maunya. Padahal, bagaimana bisa kamu mengenali orang lain, jika diri kamu sendiri saja belum kamu kenali.

Apa kamu mengerti caranya mengenali diri sendiri? Yang aku tau caranya mengenali diri sendiri adalah kita tau dimana letak kelemahan dan kelebihan kita, kita dapat menemukan solusi dengan apa yang terjadi pada kita. Ya semisal saja, “dada sering sakit atau nyeri, oh sepertinya aku kurang istighfar”. Jika kamu sudah bisa menemukan solusi disaat permasalahan diri datang menghampiri, berarti kamu sudah mengenali diri sendiri, karena kamu sudah menemukan obat penawar.

Sebelum memulai untuk mencintai diri sendiri, coba diskusi atau mengajak ngobrol diri sendiri, tentang lelahnya hari – hari, bagaimana siatuasi dan kondisi diri, mencoba memulai kembali untuk berkenalan dengan diri sendiri.

Mulailah dari hal terkecil untuk mengenali diri sendiri dengan hal- hal baik dan fikiran positif.

Apakah kamu pernah berterima kasih pada diri sendiri?

Pernah, belum pernah sama sekali, baru terfikir sekarang, atau takan pernah kamu berucap terima kasih pada diri sendiri? Berhari – hari ditemani oleh diri sendiri, bayangan diri yang tidak pernah meninggalkan meski dalam sepi dan selalu mengikuti kemana pun kamu pergi.

Ia masih mampu mengartikan lelahmu.

Tapi, apakah kamu sadar? Dirimu butuh istirahat dan sempatkah mengucapkan terima kasih pada diri sendiri setelah lelahnya menemani hari hari.

Terima kasih diri, dalam situasi dan kondisi apapun kamu tak pernah meninggalkan

Terima kasih telah menjadi kuat menemani permasalahan yang sudah lewat

Terima kasih telah tumbuh bersamaku hingga detik ini

Terima kasih karena masih kuat dalam menjalankan hari - hari

Teruntuk kamu yang merasa tak pernah berucap terima kasih pada diri sendiri, kamu belum terlambat untuk mengatakan hal itu. Tetapi kamu yang sama sekali enggan untuk mengucapkan terima kasih pada diri sendiri, sayangnya kamu sudah berucap setelah membaca kalimat diatas.

Aslinya kamu kuat dengan menjadi diri sendiri, tapi kamu terlalu sibuk menjadi orang lain, kamu terlalu memaksakan agar orang lain menyukaimu, mendengar pendapat orang lain terlalu keras sehingga diri sendiri tidak mendapatkan kesempatan untuk bersuara, terlalu sering menyalahkan diri sendiri untuk beberapa hal, masih sering mengiyakan semua kalimat orang tanpa memikirkan perasaan diri sendiri, hanya karena selama ini merasa kurang, tidak berguna, dan tidak pernah bisa menjadi kebanggaan orang lain, dan merasa gagal untuk menjadi diri sendiri.

Jangankan untuk menerima kelebihan dan kekurangan, mendengarkan tentang apa yang diri sendiri butuhkan saja tidak bisa.

Karena, berbicara mengenai self love adalah menerima dan mencintai kelebihan maupun kekurangan diri kita. Dan tidak ada manusia yang sempurna. Karena hidup bukan tentang bagaimana menjadi sempurna, tetapi bagaimana caranya agar kita menjadi terbaik dari versi diri kita sendiri.

Kamu yang sudah mulai mencintai diri, mengenali diri, berterima kasih pada diri, terima kasih karena sudah sadar dan mau memulai. Teruslah berproses, bertumbuh menjadi lebih baik dan tetap menjadi manusia yang selayaknya manusia

@iaputrii

Baca Juga : Buku Positive Vibes
Kamu bisa memesan bukunya secara online. Berikut media yang menyajikan buku vibes positivity tersebut hanya di TokopediaShopee dan BukaLapak.

1 komentar untuk "Self Love - Buku Vibes Positivity Karya Pohon Ketela"